sewaktu SD gue punya sahabat yaitu juminten (nama di samarkan). dia itu sohib gue paling baik di zaman itu, karena hampir tiap pagi sebelu berangkat sekolah juminten rela nungguin gue dari mandi, be'ol ampe sarapan. karena rumah kita yang berdekatan jadi kami pun menjadi semakin akrab. berangkat sekolah bareng, pulang sekolah bereng, maen bareng, makan bareng, dan tidak lama dari itu kami pun jadian, kemudian menikah dan hidup bahagia.... EITS.... enggak dong maksud gue saking akrabnya kita sering berantem. dari rebutan binder nemu, rebutan pena ampe rebutan sebatang ranting yang kalo gue pikir sekarang ranting itu enggak penting sama sekali. yah tapi itulah namanya persahabatan susah senang selalu bersama dalam suka maupun duka. 
suatu sore gue bareng si juminten dengan kucelnya pulang sekolah. waktu itu gue kelas 6 SD. dengan tergopoh-gopoh kami membawa buku foto copyan untuk persiapan UN yang tebelnya udah kayak bantal anak rocker. karena kami sudah lelah kalo ingin pulang melewati jalan keliling blok jadi kami mutusin untuk lewat jalan rahasia dengan melangkah melewati kubangan dan melakukan lompatan-lopatan kecil untuk menghindari ranjau (rumput kanji) rumput yang suka nempel di kaos kaki kalo kita lewat, dan itu bikin kaki cekat-cekit gatel.
saat kita lagi asik-asiknya melakukan aksi lompat sana lompat sini tiba-tiba dua orang bocah laki-laki berteriak menghentikan aksi kita. 'WOI NGAPAIN LO LEWAT SINI!" teriak bocah laki-laki tersebut sambil petantang-petenteng menghampiri kami. kami pun saling liat-liatan dengan mata sinis kayak adegan di film-film gengster. karena kami tau bocah laki-laki retsebut masih kelas 4 SD dan itu artinya kita lebih jago dan enggak boleh takut ama anak ingusan kami pun membalas terikannya "NGAPA EMANGNYA WOI!...." karena suara gue dan temen gue lebih nyolot, itu bocah jadi naik pitam dan langsung mengeluarkan kata-kata mutiaranya yang isinya kayak gini "DASAR LO ORANG GILA KURANG MAKAN, SINI LO KALO BERANI!". gue dan juminten mendengarnya langsung geram lalu gue pegang erat-erat foto copyan yang ada di tangan gue di hitungan ketiga kami gaplokkan lah foto copyan tersebut ke kepala mereka berdua dengan bergantian "GLABBUKK...GLABBUKK....RASAIN LO!!" setelah itu kita ngibrit kocar-kacir sementara itu bocah nangis kesakitan.
setelah agak jauh kami pun tertawa lepas untuk merayakan kemenangan "hahaha... rasain loe suruh siapa cari masalah sama kita!"
"bener jum, benjol-benjol dah tu kepalak!" timpal gue.
keesokan harinya kita selalu siaga satu kalo lewat jalan rahasia lagi, takut nyokap itu bocah ngelabrak kita.
