Jumat, 26 September 2014

bibliografi, katalog dan indeks



  1. BIBLIOGRAFI
Bibliografi (dari bahasa Yunani βιβλιογραφία, bibliographia, secara harfiah "penulisan buku"), sebagai sebuah praktik, adalah buku studi akademis seperti fisik, benda-benda budaya, dalam pengertian ini, juga dikenal sebagai bibliology (dari bahasa Yunani-λογία,-logia) . Secara keseluruhan, bibliografi tidak peduli dengan isi buku-buku sastra, melainkan lebih kepada "bookness" buku.
Sebuah bibliografi, produk dari praktik bibliografi, adalah daftar sistematis buku dan karya-karya lain seperti artikel jurnal. Bibliografi berkisar dari "karya dikutip" daftar di akhir buku dan artikel untuk menyelesaikan, publikasi independen. Sebagai karya-karya yang terpisah, mereka mungkin dalam volume terikat seperti yang ditunjukkan di sebelah kanan, atau terkomputerisasi database bibliografis. Sebuah katalog perpustakaan, meskipun tidak disebut sebagai bibliografi, adalah bibliografis di alam. Bibliografi karya-karya hampir selalu dianggap sebagai sumber tersier.
Bibliografi karya berbeda dalam jumlah detail tergantung pada tujuan, dan secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori: enumerative bibliografi (juga disebut compilative, referensi atau sistematis), yang menghasilkan sebuah gambaran mengenai publikasi dalam kategori tertentu, dan analitis, atau kritis, bibliografi, yang mempelajari produksi buku. Di masa lalu, bibliografi sebagian besar terfokus pada buku. Sekarang, kedua kategori mencakup bibliografi karya-karya tersebut dalam format lain, termasuk rekaman, film dan video, objek grafis, database, CD-ROM dan website.
nsur-unsur Bibliografi dan Contoh Penulisannya :
a.       Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap.
b.      Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
c.       Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
d.      Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.
1.      Tujuan bibliografi
Secara tidak lanmgsung bibliografi berguna untuk mempromosikan pendayagunaan buku dan bahan pustaka lainya atau mempromosikan aplikasi bermanfaat dari imu pengetahuan. oleh karena itu ilmu tak dapat berkembang tanpa bibliografi karena biliografi mendaftar kumulasi pengetahuan yang telah ada sebelunya. Ilmu bukanlah sesiatu yang meloncat tiba-tiba melainkan beranjak dari basis sebelumnya.
Adapun tujuan bibliografi adalah untuk membantu pemakai dalam menentukan lokasi keberadaan sebuah bahan pustaka atau mengenali sebuah buku atau bahan pustaka lainya yang diminatinya. Bagi seorang peneliti, bibliografi memungkinkan dia mengetahui apa saja yang telah ditulis mengenai subjek tertentu serta memungkinkanya tetap memperoleh informasi mutakhir dalam bidangnya. Bidangnya bibliografi menghindarkan duplikasi penelitian.
Tujuan lain bibliografi adalah sebagai sarana pemilihan buku, identifikasi dan verifikasi rincian bibliografis sebuah buku, serta lokasi bahan pustaka dalam kaitanya dengan tempat terbit, loklasi di perpustakaan atau tempat memesan. Untuk mempermudah penggunaan bibliografi biasanya dibuatlah/disusun indeks pengarang, subjek, tempatm dsb.
Penyusunan Bibliografi:
a.       Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.
b.      Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan abjad.
c.       Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
d.      Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi. Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
e.       Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.

bibliografi dibagi menjadi:
1.      Bibliogrfi deskriptif: Yaitu bibliografi yang dilengakapi deskripsi singkat yang didapat dari gambaran fisik yang tertera atau tertulis dalam bahan pustaka. Seperti judul buku atau majalah, judul artikel, nama pengarang, data terbitan (impresium), kolasi serta kata kunci dan abstrak yang tertulis.
2.      Bibliografi evaluatif: Yaitu bibliografi yang dilengkapi dengan evaluasi tentang suatu bahan pustaka. Evaluasi ini biasanya mencakup penilaian terhadap isi suatu bahan pustaka atau artikel.
Bagian-bagian Bibliografi Suatu deskripsi bibliografi biasanya terdiri dari :
1.      Judul : berisi judul artikel atau judul buku yang akan dideskripsikan Kepengarangan : berisi nama pengarang perorangan atau pengarang badan korporasi Sumber : berisi judul jurnal, judul prosiding, atau judul buku dimana informasi tersebut berada.
2.      Data terbitan (impresium): berisi data tentang kota terbit, nama terbit, dan tahun terbit
3.      Keterangan fisik buku (kolasi), yang berisi halaman lokasi artikel ditemukan. Keterangan informasi, seperti kata kunci dan abstrak
4.      Keterangan tambahan , seperti lokasi rak penyimpanan, kode call number, perpustakaan pemilik bahan pustaka, dan sebagainya
Manfaat Bibliografi Pencatatan informasi mengenai koleksi perpustakaan dalam bentuk bibliografi dilakukan dengan berbagai alasan antara lain:
1.      Jumlah koleksi perpustakaan yang semakin meningkat bentuk dan bidang kajiannya
2.      Kebutuhan informasi para pengguna yang semakin beragam dan meningkat jumlahnya
3.      Upaya untuk meningkatkan kualitas layanan penelusuran informasi yang cepat dan tepat
Oleh karena itu penyusunan suatu daftar bibliografi mempunyai fungsi utama untuk membantu pemakai mencari dan menelusuri informasi tertentu. Fungsi lain dari bibliografi adalah sebagai bagian dari jasa pelayanan perpustakaan kepada pemakai. Dengan menerbitkan suatu bibliografi, pustakawan dapat menawarkan koleksinya kepada pemakai tanpa harus mengeluarkan seluruh koleksi yang dimilikinya, serta dapat menjangkau pengguna yang tinggal jauh dari perpustakaan.
Bibliografi dapat digunakan sebagai:
1.      Bahan rujukan terhadap koleksi perpustakaan
2.      Daftar koleksi yang dimiliki perpustakaan
3.      Daftar informasi bahan pustaka mengenai suatu bidang kajian tertentu, dan sebagainya.
Contoh Bibliografi :
  1. Buku sebagai sumber acuan
urutan penyebutannya adalah
-Nama Pengarang
-Tahun terbit
-Judul buku
-Tempat terbit
-Nama penerbit
Setiabudi, A.N. 1985. Cakrawala Nusantara. Jakarta : Gramedia. Depdikbud 1989. Kisah Penulisa Sebagai Pahlawan, Jakarta : Balai Pustaka.
  1. Majalah sebagai sumber acuan
-Nama Pengarang
-Tahun terbit
-Judul artikel
-Nama majalah
-No majalah
-Bulan terbit
-Tahun terbit
Setiabudi, A.N. 1985. “Kisah Penulisa Sebagai Pahlawan” Insert Media, 12 (Desember IV). Jakarta
  1. Surat Kabar sebagai acuan
-Nama Pengarang
-Tahun terbit
-Judul artikel
-Nama surat kabar
-Tanggal terbit
-Tempat terbit
Setiabudi, A.N. 1985. “Kisah Penulisa Sebagai Pahlawan” Poskota, 2 November 1988 . Jakarta.
  1. Antologi Sebagai acuan
-Nama Pengarang
-Tahun terbit karangan
-Judul karangan
-Nama Editor
-Judul antologi
-Tempat terbit
-Nama penerbit
Setiabudi, A.N. 1985. “Kisah Penulisa Sebagai Pahlawan” Kasus Retorika Indonesia. dalam Kaswati Purwo (ed), perjuangan pejuang. Jakarta : Univ Gunadarma.
  1. Internet sebagai sumber
Setiabudi, A.N. 1985. “Kereta maglev masa depan” Wikipedia (online), jilid 5,  No.4, (http://www.atmasetya.com, di akses 15 November 2001)
B.     KATALOG
Katalog atau katalogus dalam pengertian umum adalah daftar nama-nama, tempat dan barang-barang. Katalog dalam pengertian  khusus yakni yang dikenal dalam dunia perpustakaan, adalah daftar  bahan pustaka atau  koleksi yang dimiliki oleh satu atau beberapa perpustakaan yang  disusun menurut system tertentu. Bahan pustaka meliputi buku, terbitan berkala, slide, piringan hitam, pita kaset, microfilm, CD ROM dll.
Katalogisasi adalah proses pembuatan katalog. Secara luas kegiatan tersebut dapat dibagi kepada dua (2) macam yaitu:
1.      Katalogisasi deskriptif adalah kegiatan merekam dan mengidentifikasi data bibliografi, yakni data mengenai pengarang, judul, tempat terbit, penerbit, tahun terbit, edisi  dan data buku lainnya yang diperlukan.
2.      Katalogisasi subyek ialah proses menentukan tajuk subyek dan nomor klasifikasi. Dalam hal terkahir ini prosesnya disebut juga klasifikasi.
Agar bahan pustaka dapat didayagunakan secara efektif dan efisien, perlu adanya pengolahan  bahan pustaka ( proses kartalogisasi tersebut). Lebih-lebih dengan berkembangnya teknik produksi buku yang mengakibatkan koleksi buku berkembang menjadi besar, maka seamakin terasa perlunya katalog. Tanpa diadakan katalogisasi, mencari buku-buku yang diperlukan akan sulit.  Oleh karena itu pustakawan mencari sarana atau alat yang dapat memberikan gambaran  tentang suatu buku atau bahan pustaka  dalam bentuk catatan serta mengatur buku-buku di rak untuk memudahkan menemukan kembali jika diperlukan. Alat itulah yang kemudian disebut katalog atau katalogus.
Untuk memudahkhan proses pertukaran informasi antar perpustakaan atau pusat-pusat informasi lainnya, perlu adanya keseragaman dalam katalogisasi. Maka kemudian pada tahun 1967 diterbitkanlah suatu peraturan atau pedoman katalogisasi internasional, yaitu Anglo American Cataloging Rules (AACR2). Dan dalam konteks Indonesia, disusun pula Peraturan Katalogisasi Indonesia, yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional.
Fungsi Katalog:
1.             Sebagai wakil ringkas dari dokumen / bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan.
2.             Sebagai sarana untuk menemukan kembali buku yang terdapat dalam koleksi perpustakaan.
3.             Memberikan informasi tentang ada tidaknya suatu buku dalam koleksi perpustakaan.
4.             Membedakan suatu karya dari karya lainnya yang mempunyai ciri yang sama.
5.             Memudahkan pemakai jasa perpustakaan menemukan informasi yang diinginkan  baik dengan pendekatan pengarang,  judul atau subjectnya.
Berikut adalah beberapa bentuk fisik  katalog :
1.      Katalog berbentuk kartu
Katalog ini berukuran 7 X 12 cm. Bentuk inilah yang paling banyak digunakan perpustakaan.  Katalog-katalog yang berbentuk kartu  yang telah tersusun secara sistematis dalam  laci-laci katalog dapat menerima entri-entri baru tanpa merubah susunan yang ada.
2.      Katalog berbentuk lembaran-lembaran lepas, kemudian dibendel (dijilid) menjadi satu atau beberapa berkas setelah disusun menurut system tertentu, contoh : Katalog Perpustakaan Muslim Nasional.
3.      Katalog berbentuk tercetak.
Setelah uraian-uraian katalog disusun menurut system tertentu, kemudian dicetak menjadi semacam  bibliografi sebanyak yang diperlukan. Kelebihan bentuk ini  ialah  katalog dapat diperbanyak dan dibawa kemana-mana. Tetapi kelemahannya tidak dapat menerima entri-entri baru. Ini berarti entri baru harus disusun dan dicetak  sebagai suplemen.
4.      Katalog Elektronik
Bentuk katalog ini muncul berkat kemajuan di bidang teknologi informasi seperti komputer. Dalam hal ini katalog berada dalam suatu basis data di komputer, sehingga tidak perlu lagi diadakan penyusunan dengan sistematika tertentu seperti bentuk lainnya. Kelebihan katalog bentuk ini adalah lebih cepat dan mudah diakses, menghemat tenaga dan biaya dalam pembuatannya, dan entri-entri baru dapat dimasukkan setiap saat. Kelemahannya ialah jika listrik padam, maka tidak bisa dipergunakan.
Selanjutnya, dari katalog komputer ini kemudian bisa diformat dalam bentuk CD-ROM. Kelebihannya ia bisa dibawa kemana-mana, tetapi untuk mengaksesnya tetap saja diperlukan perangkat komputer.
Tujuan dan Fungsi Katalog Perpustakaan
Menurut Sulistyo-Basuki (1991) tujuan dari catalog adalah :
a. Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan
b. Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan pengarang, judul atau subjeknya.
c. Membantu dalam pemilihan buku.
Tujuan katalog perpustakaan adalah untuk menunjukkan dokumen (tercetak ataupun terekam) yang dimiliki oleh perpustakaan, sehingga dapat diketahui seberapa banyak dan lengkapkah kekayaan yang dipunyai oleh perpustakaan. Katalog perpustakaan berfungsi sebagai suatu sistem komunikasi yang dapat menunjukkan kekayaan koleksi yang dimiliki perpustakaan. Artinya, suatu perpustakaan melalui katalognya mengkomunikasikan kepada pemustaka, koleksi apa saja yang dimilikinya, seberapa banyak koleksi tersebut dan sebagainya. Katalog perpustakaan di satu sisi dapat berfungsi sebagai sistem komunikasi, dan di sisi lain berfungsi sebagai daftar inventaris dari seluruh bahan pustaka yang dipunyainya.
Memungkinkan seseorang untuk menemukan informasi berdasarkan pengarang, judul atau subjeknya. Pengertian ini menekankan fungsi catalog perpustakaan sebagai sarana atau alat Bantu dalam temu balik informasi (information retrieval) di suatu perpustakaan. Sehingga pemustaka dapat melakukan akses melalui tigas ancangan tersebut, jika seseorang hanya mengetahui pengarang saja tetpai tidak tahu judulnya maka pemustaka dapat mengakses lewat pengarang dan atau sebaliknya. Seseorang tidak tahu tentang nama pengarang dan judul dokumen, maka dia dapat mengakses lewat subjeknya (pokok bahasan atau topiknya).
Katalog perpustakaan juga dapat membantu dalam pemilihan buku bagi pustakawan pada saat melakukan pengadaan bahan pustaka, untuk menghindari duplikasi. Pemilihan juga dapat berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya atau topiknya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi catalog perpustakaan adalah sebagai sarana temu kembali informasi, sistem komunikasi, dan sebagai daftar inventaris koleksi di suatu perpustakaan. Katalog perpustakaan berfungsi sebagai inventaris dokumen sebuah perpustakaan sekaligus berfungsi sebagai sarana temu balik (Sulistyo-Basuki, 1991).
Adapun fungsi dari catalog adalah sebagai berikut :
a.       Menunjukkan tempat suatu buku atau bahan lain dengan manggunakan symbol-simbol angka klasifikasi dalam bentuk nomor panggil,
b.      Mendaftar semua buku dan bahan lain dalam susunan alfabetis nama pengarang, judul buku, atau subjek buku yang bersangkutan ke dalam satu tempat khusus perpustakaan untuk memudahkan pencarian entri-entri yang diperlukan,
c.       Memberikan kemudahan untuk mencarisuatu buku atau bahan lain di perpustakaan dengan hanya salah satu dari daftar kelengkapan buku yang bersangkutan.
BENTUK FISIK KATALOG
  1. Katalog bentuk buku merupakan katalog yang tersusun dalam 1 buku. Disebut juga katalog tercetak dan merupakan bentuk katalog yang paling kuno. Katalog bentuk buku memiliki beberapa keuntungan, seperti mudah digunakan, dapat di bawa ke mana-mana, dan digandakan dengan mudah. Kerugiannya adalah, sekali dijilid, maka katalog buku menjadi usang, karena tambahan buku tidak dapat disisipkan ke entri yang sudah ada.
katalog buku
katalog buku
  1. Katalog Berkas atau album dalam bahasa inggris  disebut sheaf catalogue merupakan kumpulan kartu yang dijilid menjadi satu menjadi buku atau album.Keuntungannya adalah mudah digunakan, pengguna dapat menggunakan katalog berkas yang berbeda-beda. Sedangkan kerugiannya adalah sekali adanya penambahan harus membongkar berkas, cenderung mudah hilang karena bentuknya lebih kecil dari pada katalog buku.
katalog berkas
katalog berkas
  1. Katalog Kartu adalah Katalog kartu adalah bentuk katalog perpustakaan yang semua deskripsi bibliografisnya dicatat pada kartu berukuran 7.5 x 12.5 cm. Keuntungan katalog berbentuk kartu ialah bersifat praktis, sehingga setiap kali penambahan buku baru di perpustakaan tidak akan menimbulkan masalah, karena entri baru dapat disisipkan pada jajaran kartu yang ada. Kelemahannya adalah satu laci katalog hanya menyimpan satu jenis entri saja, sehingga pemustaka sering harus antri menggunakannya, terutama bila melakukan penelusuran melalui entri yang sama.
katalog kartu
katalog kartu
  1. Katalog Cetak merupakan proses Setelah uraian-uraian katalog disusun menurut system tertentu, kemudian dicetak menjadi semacam bibliografi sebanyak yang diperlukan. Kelebihan bentuk ini ialah katalog dapat diperbanyak dan dibawa kemana-mana. Tetapi kelemahannya tidak dapat menerima entri-entri baru.
katalog cetak
katalog cetak
  1. Katalog COM (Computer Output Microform) dibuat pada salah satu bentuk microfilm atau microfishe. Katalog dalam bentuk mikro ini relative lebih murah jika dibandingkan dengan katalog dalam bentuk buku, dan terbukti bahwa biaya pemeliharaannya lebih murah daripada katalog kartu. Disisi lain, banyak pelanggan menemukan versi microfiche yang tidak menyenangkan digunakan. (Taylor, 1992 dalam Hasugian, 2009).
katalog COM
katalog COM
  1. Katalog CD-ROM (Compact Disk Read Only Memory) adalah katalog yang dikemas dalam bentuk CD dan dioperasikan dengan menggunakan komputer.
katalog CD-ROM
katalog CD-ROM
  1. OPAC (Online Public Access Catalog) adalah Katalog yang tersimpan di komputer, dapat diakses dari berbagai titik atau lokasi selama titik atau lokasi tersebut tergabung dalam jaringan internet. Katalog OPAC banyak di gunakan pada berbagai perpustakaan karena memiliki berbagai keuntungan diantaranya :
·         Penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
·         Penelusuran dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling mengganggu
·         Jajaran tertentu tidak perlu di-file
·         Penelusuran dapat dilakukan dari berbagai pendekatan sekaligus
·         Rekaman bibliografi yang dimasukkan ke dalam entri katalog tidak terbatas
OPAC
OPAC
Beberapa jenis katalog berdasarkan bentuknya, seperti :
1.      Katalog Pengarang adalah semua nama pengarang buku, maka semua kartu catalog pengarang yang sudah terkumpul disusun menjadi abjad nama – nama pengarang masing - masing buku.
2.       Katalog Judul adalah catalog yang berbentuk kartu yang kata utamanya adalah judul
Buku. Kartu-kartu yang sudah terkumpul disusun menurut abjad judul masing- masing Buku.
C.    INDEKS
Indeks ialah suatu daftar kata-kata penting dalam suatu buku, dimana tercantum setelah daftar rujukan sebelum lampiran-lampiran (jika ada), atau biasanya juga terdapat pada halaman akhir buku.
Fungsi Indeks :
1.      Mempermudah pembaca memahami suatu kata yang belum dimengerti.
2.      Mempercepat pembaca ketika ingin menemukan suatu topik pembicaraan.
Jenis-jenis Indeks :
1.      indeks subjek : adalah indeks yang merujuk pada suatu topik, berisi daftar istilah-istilah dalam buku. contoh : Korupsi 28. Krisis ekonomi 30.
Krisis sosial 30.
2.       indeks nama : adalah indeks yang merujuk kepada nama nama pengarang atau pemilik teori yang disebut dalam buku, berisi daftar nama pengarang atau tokoh yang pendapat atau teorinya dikutip dalam buku yang bersangkutan.
Contoh :Abraham281. Aji287. Anwar, Chairil 290.
Dalam penyajiannya, indeks subjek juga disajikan secara terpisah (sendiri-sendiri), adapula yang disajikan menjadi satu (digabung) dengan nama indeks saja.
Langkah-langkah menggunakan indeks :
1.      Tetapkan subjek atau nama pengarang yang akan dicari.
2.      Kemudian bukalah daftar indeks.
3.      Berdasarkan petunjuk nomor halaman, segerelah mencari ke nomor halaman yang ditunjuk tersebut.
4.      Dalam halaman itu, akan ditemukan subjek/ nama pengarang yang dicari, subjek itu ada yang disebut hanya di satu halaman dan ada juga yang disebut di beberapa halaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar